indonesiaterkini.co.id – JAKARTA – Para pekerja dan buruh menolak keras iuran tabungan perumahan rakyat (Tapera).
Berdasarkan peraturan pemerintah, setiap gaji karyawan akan dipotong sebesar 3 persen setiap bulannya.
Iuran ini akan dipotong dari gaji pekerja setiap bulan sebesar 2,5%. Sementara pemberi kerja alias pengusaha sebesar 0,5%.
Peraturan ini dinilai berat sebelah dan sangat merugikan para pekerja. Sebab, besaran gaji yang tidak seberapa besar ditambah dengan berbagai iuran dan potongan di sana seni. Sehingga jumlah gaji bersih yang didapat hanya sedikit.
Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban mengatakan penolakan serikat buruh terkait iuran Tapera.
Hal ini karena sebagian besar buruh yang bekerja di sektor padat karya mengaku tidak mampu jika dikenakan iuran per bulan.
Padahal beberapa gaji mereka juga ada yang Rp 2 juta per bulan.
“Bagaimana mungkin pekerja di padat karya ada upah yang Rp 2 juta membayar iuran? Ini kang nggak ada batasan bayaran tabungan berapa. Kita menyumbang yang miskin sementara kita juga masih miskin,” kata Elly dalam acara Konferensi Pers Terkait Tapera, Jumat 31 Mei 2024.
Dia menghitung dengan besaran gaji UMR Jakarta, pekerja harus membayar sekitar Rp 126 ribu per bulan.
Hal ini berarti konsep iuran Tapera ini justru menambah potongan dari upah. Padahal saat ini upah pekerja sudah dipotong hingga 4,5%.
Menurutnya, apabila ini tabungan, seharusnya dilakukan dengan sukarela. Bukan justru mewajibkan dan dipaksakan kepada yang tidak mampu.
Dia menegaskan pihaknya merasa keberatan dan tidak mampu apabila harus membayar setiap bulan sebesar Rp 100 ribuan. Untuk itu, dia meminta pemerintah untuk merevisi pasal terkait konsep program ini.
“Untuk pemerintah membatalkan setidaknya revisi pasal paling krusial pasal 7 ya yang wajib jadi sukarela. Kalau Anda mau nabung silakan, ya silahkan,”bebernya.
“Kalau mau dapat rumah melalui Tapera, silakan. Kita kalikan Rp 100 ribu sampai usia 58 tahun itu nggak sampai Rp 100 juta ya. Saya sudah pensiun, saya belum dapat rumah,” imbuhnya.***